Dijelaskan
bahwa imam az-Zahidi hendak membuktikan keyakinan/pendirian yang mantap dalam
hal rizki.Untuk itu ia mulai menjelajahbumi, menuju bukit, kemudian masuk gua,
dan duduklah ia di sudut gua tersebut. Di dalam benaknya ia berkata: “Aku hendak
mengamati cara apakah Tuhan memberi rizkiku di tempat ini?”
Maka
ada suatu rombongan/kafilah tersesat jalan, dan hujanpun turun saat itu, hingga
merekapun sibuk mencari tempat berteduh, dan masuklah ke dalam gua dimana az-Zahidi
berada di dalamnya, dan merekapun melihatnya.
Mereka bertanya: “Hai
hamba Allah!” Iapun tak menjawab.
Lanjut mereka: “Kemungkinan
ia dingin, dan tidak mampu berbicara.”
Kemudian mereka membuat bakaran api di
dekatnya, menghangatkan tubuhnya dan mengajaknya bicara. Iapun belum menjawab
Sahut mereka: “Kemungkinan ia kelaparan,
lalu mereka memberinya makanan berisyaratkepadanya.” Sedikitpun ia tidak
mengambilnya.
Sahut mereka pula: “Hal ini akibat lama ia
tidak makan suatu apapun.”
Lalu dimasakkan susu hangat, supaya ia mau
makan. Juga kolak manis diberikan kepadanya, namun ia tidak menolehnya.
Sahut mereka: “Gigi-gigi mulutnya merapat.”
Dan tegaklah dua orang diantara mereka,
mengambil pisau untuk membuka mulutnya, selanjutnya ia disuapi makanan ke dalam
mulutnya. Akhirnya az-Zahidi tertawa!!!
Sahut mereka berdua: “Sudah gilakah anda?”
Jawabnya: “Tidak, aku sekali-kali tidak gila. Hanya aku hendak
buktikan sampai sejauh mana Tuhan menjamin rizkiku, maka kupun tahu pasti bahwa
Allah pasti menjamin rizkiku dan rizki hambaNya kapan saja, dimana saja hamba
itu berada dan dengan cara apa saja.”
(Raunaqil
Majalis)
No comments:
Post a Comment